Acosta, pembalap muda asal Spanyol yang kini membela tim Red Bull KTM di ajang MotoGP, telah menunjukkan potensi luar biasa sejak debutnya di kelas utama. Namun, meski memiliki bakat besar, Acosta merasa frustrasi dengan keterbatasan performa motornya dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya, terutama Ducati. Dalam beberapa kesempatan, ia mengungkapkan rasa iri dan keinginan untuk merasakan sensasi berkendara dengan motor Ducati yang dikenal memiliki kecepatan dan kestabilan tinggi.

Kecepatan Ducati yang Membuat Acosta Terpukau
Dalam wawancara setelah GP Aragón, mengungkapkan kekagumannya terhadap performa Ducati. Ia menyebutkan bahwa ketika mengikuti Ducati dari belakang, “se te cae la babilla”, yang secara harfiah berarti “air liurmu jatuh”, menggambarkan betapa terpesonanya ia dengan kecepatan dan kestabilan motor tersebut . Ungkapan ini menunjukkan betapa besar perbedaan yang dirasakannya antara KTM dan Ducati di lintasan.
Selain itu, Acosta juga menyadari bahwa Ducati, di bawah pimpinan Gigi Dall’Igna, telah berada selangkah lebih maju dalam hal inovasi teknologi. Ia menyebutkan bahwa banyak teknologi yang digunakan di MotoGP saat ini, seperti perangkat aerodinamis, awalnya dikembangkan oleh Ducati . Hal ini semakin menambah rasa kagum dan keinginannya untuk mencoba motor Ducati.
Perbandingan Performa: KTM vs Ducati
Meskipun telah menunjukkan performa impresif dengan KTM, seperti finis keempat di GP Aragón, ia merasa bahwa motornya belum cukup kompetitif untuk bersaing di posisi teratas secara konsisten. Ia mengungkapkan bahwa dengan KTM, ia hanya memiliki potensi untuk finis antara posisi kelima hingga ketujuh, sementara dengan Ducati, ia yakin bisa bersaing untuk podium teratas.
Komentar dari rekan-rekan sesama pembalap juga menunjukkan keyakinan mereka bahwa dengan Ducati bisa tampil lebih maksimal. Marc Márquez, Álex Márquez, dan Pecco Bagnaia semua sepakat bahwa Acosta adalah talenta luar biasa yang dengan Ducati bisa bersaing di posisi terdepan.

Ketegangan dengan KTM: Apakah Ada Masa Depan Bersama?
Meskipun Acosta masih terikat kontrak dengan KTM hingga 2027, ia mulai menunjukkan ketidakpuasan terhadap performa motornya. Ia menyatakan bahwa kesabarannya hampir habis dan tidak akan menunggu selamanya untuk menjadi juara dunia. Acosta menuntut adanya perbaikan nyata dari KTM agar bisa bersaing di level tertinggi.
Manager Acosta, Albert Valera, juga menyatakan bahwa masa depan Acosta di KTM sangat bergantung pada perkembangan performa tim. Jika KTM tidak mampu memberikan motor yang kompetitif, kemungkinan besar akan terjadi “kasus Acosta”, di mana ia bisa pindah ke tim lain, seperti tim VR46 yang menggunakan Ducati.
Masa Depan Acosta: Apakah Ducati Menanti?
Dengan bakat besar yang dimiliki dan ketidakpuasannya terhadap KTM, masa depan pembalap berusia 20 tahun ini menjadi sorotan. Ducati, melalui tim VR46, telah menunjukkan minat terhadap . Pablo Nieto, manajer tim VR46, mengakui potensi besar dan menyatakan bahwa mereka akan mempertimbangkan untuk merekrutnya jika kesempatan itu datang.
Namun, keputusan ini juga bergantung pada situasi di KTM. Jika KTM mampu meningkatkan performa motornya dan memberikan dukungan yang dibutuhkan , kemungkinan besar ia akan tetap bertahan. Namun, jika situasi tetap stagnan, pindah ke Ducati bisa menjadi langkah yang logis bagi kariernya.

Kesimpulan
Pedro Acosta adalah salah satu talenta muda paling menjanjikan di MotoGP. Meskipun telah menunjukkan potensi besar dengan KTM, ia merasa bahwa motor tersebut belum cukup kompetitif untuk bersaing di level tertinggi. Keinginan Acosta untuk mencoba Ducati menunjukkan ambisinya untuk berkembang dan mencapai puncak kariernya. Masa depan Acosta sangat bergantung pada keputusan KTM untuk meningkatkan performa motornya. Jika tidak, kemungkinan besar kita akan melihat “kasus Acosta” yang berakhir dengan kepindahannya ke Ducati. Pedro Acosta, pembalap muda asal Spanyol yang kini membela tim Red Bull KTM di ajang MotoGP, telah menunjukkan potensi luar biasa sejak debutnya di kelas utama. Namun, meski memiliki bakat besar, Acosta merasa frustrasi dengan keterbatasan performa motornya dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya, terutama Ducati. Dalam beberapa kesempatan, ia mengungkapkan rasa iri dan keinginan untuk merasakan sensasi berkendara dengan motor Ducati yang dikenal memiliki kecepatan dan kestabilan tinggi.
Kecepatan Ducati yang Membuat Acosta Terpukau
Dalam wawancara setelah GP Aragón, mengungkapkan kekagumannya terhadap performa Ducati. Ia menyebutkan bahwa ketika mengikuti Ducati dari belakang, “se te cae la babilla”, yang secara harfiah berarti “air liurmu jatuh”, menggambarkan betapa terpesonanya ia dengan kecepatan dan kestabilan motor tersebut . Ungkapan ini menunjukkan betapa besar perbedaan yang dirasakannya antara KTM dan Ducati di lintasan.
Selain itu, juga menyadari bahwa Ducati, di bawah pimpinan Gigi Dall’Igna, telah berada selangkah lebih maju dalam hal inovasi teknologi. Ia menyebutkan bahwa banyak teknologi yang digunakan di MotoGP saat ini, seperti perangkat aerodinamis, awalnya dikembangkan oleh Ducati . Hal ini semakin menambah rasa kagum dan keinginannya untuk mencoba motor Ducati.
Perbandingan Performa: KTM vs Ducati
Meskipun telah menunjukkan performa impresif dengan KTM, seperti finis keempat di GP Aragón, ia merasa bahwa motornya belum cukup kompetitif untuk bersaing di posisi teratas secara konsisten. Ia mengungkapkan bahwa dengan KTM, ia hanya memiliki potensi untuk finis antara posisi kelima hingga ketujuh, sementara dengan Ducati, ia yakin bisa bersaing untuk podium teratas.
Komentar dari rekan-rekan sesama pembalap juga menunjukkan keyakinan mereka bahwa dengan Ducati bisa tampil lebih maksimal. Marc Márquez, Álex Márquez, dan Pecco Bagnaia semua sepakat bahwa adalah talenta luar biasa yang dengan Ducati bisa bersaing di posisi terdepan .as.com+1as.com+1
Ketegangan dengan KTM: Apakah Ada Masa Depan Bersama?
Meskipun Acosta masih terikat kontrak dengan KTM hingga 2027, ia mulai menunjukkan ketidakpuasan terhadap performa motornya. Ia menyatakan bahwa kesabarannya hampir habis dan tidak akan menunggu selamanya untuk menjadi juara dunia. Acosta menuntut adanya perbaikan nyata dari KTM agar bisa bersaing di level tertinggi.
Manager Acosta, Albert Valera, juga menyatakan bahwa masa depan Acosta di KTM sangat bergantung pada perkembangan performa tim. Jika KTM tidak mampu memberikan motor yang kompetitif, kemungkinan besar akan terjadi “kasus Acosta”, di mana ia bisa pindah ke tim lain, seperti tim VR46 yang menggunakan Ducati.
Masa Depan Acosta: Apakah Ducati Menanti?
Dengan bakat besar yang dimiliki dan ketidakpuasannya terhadap KTM, masa depan pembalap berusia 20 tahun ini menjadi sorotan. Ducati, melalui tim VR46, telah menunjukkan minat terhadap Acosta. Pablo Nieto, manajer tim VR46, mengakui potensi besar dan menyatakan bahwa mereka akan mempertimbangkan untuk merekrutnya jika kesempatan itu datang.
Namun, keputusan ini juga bergantung pada situasi di KTM. Jika KTM mampu meningkatkan performa motornya dan memberikan dukungan yang dibutuhkan , kemungkinan besar ia akan tetap bertahan. Namun, jika situasi tetap stagnan, pindah ke Ducati bisa menjadi langkah yang logis bagi kariernya.
Kesimpulan
Pedro adalah salah satu talenta muda paling menjanjikan di MotoGP. Meskipun telah menunjukkan potensi besar dengan KTM, ia merasa bahwa motor tersebut belum cukup kompetitif untuk bersaing di level tertinggi. Keinginan untuk mencoba Ducati menunjukkan ambisinya untuk berkembang dan mencapai puncak kariernya. Masa depan sangat bergantung pada keputusan KTM untuk meningkatkan performa motornya. Jika tidak, kemungkinan besar kita akan melihat “kasus Acosta” yang berakhir dengan kepindahannya ke Ducati.